5 Saluran Islamisasi di Indonesia dalam Penyebaran Agama Islam
Saturday, May 12, 2018
Saluran Islamisasi di Indonesia - Masuknya Agama Islam ke Indonesia umumnya berjalan damai. Akan tetapi adakalanya penyebaran Agama lslam dilakukan dengan penaklukan. Hal ini dilakukan karena situasi politik kerajaan yang mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Secara umum, Agama Islam masuk ke Indonesia dengan cara sebagai berikut :
Pada masa itu pedagang muslim yang berdagang ke indonesia masih banyak sehingga membentuk pemukiman yang disebut Pekojan. Di tempat ini mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli sambil menyebarkan Agama Islam.
Saluran islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan. Para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan sehingga dalam perkembangannya tidak sedikit para penguasa yang menjabat sebagai bupati banyak yang memeluk Islam.
Dari hasil pernikalhan muncul keturanan-keturunan yang islami, keluarga Islam, kampung, daerah dan kerajaan Islam.
Contoh dakwah Islam melalaui pernikahan dilakukan oleh Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten, Brawijaya V dengan Putri Campa yang menurunkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
Di pesantren atau pondok, calon guru agama, kiai dan ulama mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka kembali ke kampung masing-masing untuk menyebarkan Agama Islam.
Beberapa pesantren yang terkenal adalah Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel di Surabaya dan Pesantren Sunan Giri milik Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.
Sampai sekarang, pesantren terbukti sängat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia
Melalui hiburan, seorang mubaligh memasukkan ajaran-ajaran Agama Islam. Di Nusantara banyak sekali contoh akulturasi kesenian seperti bangunan masjid, seni pahat dengan kaligrafi, seni musik (gambus dan qasidah) dan sastra.
Mubaligh yang sering menggunakan media ini adalah sunan Kalijaga dengan media wayang. Walaupun lakonnya tentang Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalamnya disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam, bahkan tidak jarang mereka disyahadatkan. Selain Sunan Kalijaga, Sunan Bonang juga berdakwah menggunakan media gamelan dan Sunan Muria dengan tembang-tembang(nyanyian).
Demikian artikel mengenai cara peyebaran islam di indonesia semoga bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa juga untuk mengunjungi artikel menarik lainnya hanya di jurnalizindo.
1. Perdagangan
Perdagangan merupakan tahap awal penyebaran Agama lslam. Hal ini dikarenakan Indonesia pada abad ketujuh sampai 16 M merupakan tempat persimpangan jalur lalu lintas perdagangan internasional.Pada masa itu pedagang muslim yang berdagang ke indonesia masih banyak sehingga membentuk pemukiman yang disebut Pekojan. Di tempat ini mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli sambil menyebarkan Agama Islam.
Saluran islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan. Para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan sehingga dalam perkembangannya tidak sedikit para penguasa yang menjabat sebagai bupati banyak yang memeluk Islam.
2. Pernikahan
Masyarakat pribumi meyakini bahwa para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebi baik sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik menjadi istri-istri saudagar. Sebelum melakukan pernikahan, para putri bangsawan dislamkan terlebih dahulu.Dari hasil pernikalhan muncul keturanan-keturunan yang islami, keluarga Islam, kampung, daerah dan kerajaan Islam.
Contoh dakwah Islam melalaui pernikahan dilakukan oleh Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten, Brawijaya V dengan Putri Campa yang menurunkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
3. Pendidikan
Agama lslam mengalami kemajuan melalui jalur pendidikan atau pengajaran. Pendidikan dikembangkan melalui pondok-pondok atau pesantren-pesantren yang diselenggarakan oleh para guru agama, kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok, calon guru agama, kiai dan ulama mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka kembali ke kampung masing-masing untuk menyebarkan Agama Islam.
Beberapa pesantren yang terkenal adalah Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel di Surabaya dan Pesantren Sunan Giri milik Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.
Sampai sekarang, pesantren terbukti sängat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia
4. Kesenian
Proses islamisasi juga dilakukan melalui seni. Hal ini dilakukan oleh sebagaian mubaligh, karena masyarakat Nusantara umumnya menyukai hiburan.Melalui hiburan, seorang mubaligh memasukkan ajaran-ajaran Agama Islam. Di Nusantara banyak sekali contoh akulturasi kesenian seperti bangunan masjid, seni pahat dengan kaligrafi, seni musik (gambus dan qasidah) dan sastra.
Mubaligh yang sering menggunakan media ini adalah sunan Kalijaga dengan media wayang. Walaupun lakonnya tentang Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalamnya disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam, bahkan tidak jarang mereka disyahadatkan. Selain Sunan Kalijaga, Sunan Bonang juga berdakwah menggunakan media gamelan dan Sunan Muria dengan tembang-tembang(nyanyian).
5. Politik
Pada tahap ini, penyebaran Agama Islam sudah mulai terorganisasikan dengan luas, yaitu melalui politik dengan cara menyatu ke sebuah kerajaan atau mendirikan kerajaan. Hal ini dikarenakan budaya masyarakat waktu itu sangat menghormati seorang raja. Di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku, apabila seorang raja sudah masuk islam maka rakyatnya ikut serta dengan sendirinyaDemikian artikel mengenai cara peyebaran islam di indonesia semoga bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa juga untuk mengunjungi artikel menarik lainnya hanya di jurnalizindo.