Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit dan Kediri beserta Pengarangnya
Monday, August 20, 2018
Add Comment
Kitab peninggalan Kerajaan Majapahit dan kediri - Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, atau laporan tentang suatu peristiwa, bisa mitologi atau sejarah. Pada masa Hindu-Buddha, kitab biasa ditulis pada lembaran lontar (rontal) yang dikaitkan dengan semacam tali.
isi kitab tidak berupa kalimat langsung, melainkan rangkaian puisi yang indah dalam sejumlah bait (pupuh). Ungkapan dalam bentuk puisi itu biasa disebut kakawin Sedangkan tema kitab dapat berupa penulisan kembali (penggubahan) mitologi yang berasal dari India, atau tema yang sama sekali baru.
Pembuatan kitab dirintis sejak masa Dinasti Isana, terutama pemerintahan Dharmawangsa Teguh. Ia mempelopori penulisan kembali Mahabharata dalam bahasa (Kawi Jawa Kuno). Pelopor sastra berikutnya dari Dinasti Isana adalah Airlangga. Di bawah pemerintahannya, Mpu Kanwa menggubah Kitab Arjunawiwaha.
Dinasti demi dinasti yang memerintah selanjutnya tampak memperhatikan kreativitas di bidang sastra kitab ini. Perhatian itu tampak dari munculnya sejumlah kitab peninggalan kerajaan Kediri dan Majapahit berikut.
Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantula
Kitab Pararaton, yang menceritakan riwayat raja-raja Singhasari dan Majapahit.
Kitab Sundayana, yang menceritakan Peristiwa Bubat.
Kitab Ranggalawe, yang menceritakan pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Sorandaka, yang menceritakan pemberontakan Sora.
Kitab Usana Jauua, yang menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh.
Kitab Smaradhana, karya Mpu Dharmaja.
Kitab Lubdaka dan Kitab Wrtasancaya, karya Mpu Tanakung.
Kresnayana, karya Mpu Triguna.
Sekian pembahasan mengenai kitab peninggalan kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit, Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat.
isi kitab tidak berupa kalimat langsung, melainkan rangkaian puisi yang indah dalam sejumlah bait (pupuh). Ungkapan dalam bentuk puisi itu biasa disebut kakawin Sedangkan tema kitab dapat berupa penulisan kembali (penggubahan) mitologi yang berasal dari India, atau tema yang sama sekali baru.
Pembuatan kitab dirintis sejak masa Dinasti Isana, terutama pemerintahan Dharmawangsa Teguh. Ia mempelopori penulisan kembali Mahabharata dalam bahasa (Kawi Jawa Kuno). Pelopor sastra berikutnya dari Dinasti Isana adalah Airlangga. Di bawah pemerintahannya, Mpu Kanwa menggubah Kitab Arjunawiwaha.
Dinasti demi dinasti yang memerintah selanjutnya tampak memperhatikan kreativitas di bidang sastra kitab ini. Perhatian itu tampak dari munculnya sejumlah kitab peninggalan kerajaan Kediri dan Majapahit berikut.
1. kitab Masa Kerajaan Majapahit
Kitab Negarakrtagama, karya Mpu Prapanca.Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantula
Kitab Pararaton, yang menceritakan riwayat raja-raja Singhasari dan Majapahit.
Kitab Sundayana, yang menceritakan Peristiwa Bubat.
Kitab Ranggalawe, yang menceritakan pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Sorandaka, yang menceritakan pemberontakan Sora.
Kitab Usana Jauua, yang menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
2. Kitab Masa Kerajaan Kediri
Kitab Kakawin Bharatayuda, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh.
Kitab Smaradhana, karya Mpu Dharmaja.
Kitab Lubdaka dan Kitab Wrtasancaya, karya Mpu Tanakung.
Kresnayana, karya Mpu Triguna.
Sekian pembahasan mengenai kitab peninggalan kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit, Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat.
0 Response to "Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit dan Kediri beserta Pengarangnya"
Post a Comment