3 Kebudayaan dari Masyarakat Arab Pra Islam

budaya Masyarakat Arab Pra Islam - Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab telah menmiliki  kebudayaan seperti masyarakat lainnya. Kebudayaan merupakan hasil dari pikiran suatu masyarakat. Jadi, kebudayaan masyarakat Arab merupakan cerminan dari cara dan tingkat berpikir masyarakatnya. Masyarakat Arab pra Islam memiliki ciri-ciri berikut.


1. Memiliki kemampuan berbahasa yang tinggi.

Masyarakat Arab pra lslam telah memiliki kemampuan berbahasa yang tinggi, khususnya kemampuan bahasa yang dimiliki oleh suku Quraisy di Mekah. Kemampuan bahasa yanq tingi tu nampak dalam kegiatan masyarakat arab yang senang terhadap syair. Para penyair mempunyai kedudukan yang tinggi dalam kehidupan masyarakat Arab pra lslam. 


budaya masyarakat arab pra islam
Sumber : Guraru.com
Bentuk syair Arab yang  pertama kali berkembang  adalah jenis hujatan atau puisi satir. Seorang  penyair meniadi juru bicara bagi sukunya, dan dapat membuat suku mengambil tindakan tertentu karena syairnya. 

Seorang penyair juga Seorang sejarawan dan ilmuwan, karena ia sangat memahami  garis keturunan sukunya, dan mengenal prestasi-prestasinya, dan mengetahui dengan jelas hak-hak mereka batas-batas wilayah mereka. Suatu suku tertentu akan sangat bangga jika lahir dari suku mereka seorang ahli penyair.

Di samping nilai sastra dan keindahannya, syair-syair yang dibuat sejak masa Arab pra Islam memiliki fungsi sebagai bahan utama untuk mengkaji perkembangan sosial yang terjadi pada masa Arab pra Islam. 

Masyarakat Mekah khususnya, memiliki kegiatan pekan raya tahunan yang terletak di antara Nakhlah dan Thaif. Dalam pekan raya diadakan kompetisi syair dan juga pameran berbagai macam dagangan. Para penyair terbaik dari berbagai suku akan saling bertanding memperlihatkan kemahirannya. 

Syair terbaik yang memenangkan festival ditulis kembali dengan tinta emas dan digantungkan di Ka'bah. Syair-syair yang digantungkan di Ka'bah kemudian dikenal dengan mu'allaqaat. isi-puisi mu'allaqaat pertama kali dihimpun pada akhir pemerintahan Bani Umayyah. 

Adalah Hammad Ar-Rawiyah, seorang penukil syair terkenal yang hidup pada abad kedelapan, memilih tujuh Syair emas dari sekian banyak puisi yang ada, kemudian dihimpun dalam satu antologi khusus yang disebut al-Mu'allaqatus-Sabah. Antologi syair tersebut telah diterjemahkan ke dalam sebagian besar bahasa.


2. Memiliki kemampuan berdagang.

Lama sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab sudah memainkan peranan penting dalam perdagangan di Jazirah Arab. Masyarakat Mekah khususnya, angat diuntungkan oleh keberadaan Ka'bah yang dikunjungi oleh berbagai penduduk di Jazirah Arab. 


budaya masyarakat arab pra islam
Sumber : Pixabay
Orang-orang Yaman ke Mekah juga turut membantu memajukan perdagangan masyarakat Mekah. Dalam sejarah disebutkan bahwa Yaman adalah negeri yang memiliki perdagangan yang maju dan menjalin hubungan dagang dengan negeri lain

Pada waktu itu, Mekah merupakan pusat keagamaan, pusat perdagangan, dan juga tempat bertemunya para kafilah dari Yaman menuju Syam, Palestina, Irak, Mesir, dan Afrika Timur. 

Tidak berbeda dengan apa yang kita lihat sekarang di Mekah, di zaman Arab pra Islam semua suku Arab berkumpul di Mekah pada musim haji untuk beribadah dan ada juga yang berdagang.

Jenis-jenis barang yang diperdagangkan yaitu gandum, zaitun, anggur yang didatangkan dari Syam. Ada juga emas, perak, batu mulia, kuningan, gading, kayu gaharu, rempah-rempah, kain sutra, kain katun, perabotan perak, dan tembaga yang diimpor dari India dan Cina.


3. Memiliki kebiasaan berperang 

Salah satu peristiwa sosial yang menggejala di kalangan masyarakat Arab menjelang kelahiran Islam adalah apa yang dikenal dengan sebutan ari-Hari Orang Arab (Al-Ayyaamul-Arab). 


budaya masyarakat arab pra islam
Sumber : Pixabay
Al-Ayyaamul-Arab adalah hari- hari permusuhan antarsuku yang secara umum muncul akibat persengketaan seputar hewan ternak, padang rumput atau mata air.

Persengketaan itu menyebabkan seringnya terjadi perampokan dan penyerangan, memunculkan sejumlah pahlawan lokal, para pemenang dari suku-suku yang bersengketa. Lewat persengkataan inilah sering lahir syair-syair yang penuh kecaman. 

Syair-syair tersebut dibuat oleh penyair yang memiliki peran sebagai juru bicara setiap pihak yang bersengketa.

Awalnya, Al-Ayyaamul-Arab hanya melibatkan segelintir orang yang menyebabkan munculnya sengketa perbatasan dan penghinaan terhadap seseorang. Pertikaian itu kemudian menjadi persoalan seluruh suku. 

Untuk mendamaikan suku-suku yang berperang, ada campur tangan pihak yang netral. Suku yang korbannya lebih sedikit, akan membayar sejumlah uang tebusan kepada suku lawannya sesuai dengan selisih korban. 

Kenangan akan para pahlawan akan tetap hidup selama berabad-abad kemudian. Salah satu perang antar suku pernah yang terjadi  pada masa pra Islam adalah perang  Fijar (pelanggaran). 

Disebut demikian, karena peperangan itu terjadi pada bulan-bulan suci yang terlarang melancarkan peperangan. Perang antara suku Quraisy melawan suku Kinanah, dan suku Hawazin.

Demikian artikel mengenai kebudayaan serta adat istiadat masyarakat arab sebelum agama islam datang. Semoga bermanfaat.

0 Response to " 3 Kebudayaan dari Masyarakat Arab Pra Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel